Minggu, 24 Januari 2010

Asyiknya Menjelajah Dengan Sepeda Gunung


Sepeda,alat transportasi tanpa mesin yang paling sederhana dan efektif. Sehingga, di Indonesia timbul istilah kendaraan kereta angin. Dari “bangun” sepeda ini, akhirnya tercetus ide membuat sepeda bermesin yaitu sepeda motor. Sepeda dikatakan memutus kejayaan kereta kuda dan hewan-hewan sejenisnya. Hebatnya, meski usianya tergolong tua, konsep melaju menggunakan kayuhan kaki ternyata tetap disukai berbagai kalangan, tua dan muda.

Sejarah Singkat Sepeda

Nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari Prancis. Konon, sejak awal abad ke-18 alat transportasi roda dua yang dinamai Velocipede sudah di kenal. Velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda.Yang pasti, konstruksinya belum mengenal besi dengan model masih sangat "primitif". Ada yang bilang tanpa engkol dan pedal tongkat kemudi. Ada juga yang bilang sudah mengenal engkol dan setang, tapi konstruksinya dari kayu.

Tahun 1818, Baron Karls Drais Von Sauerbronn seorang kebangsaan jerman menyempurnakan Velocipede. Membuat alat transportasi roda dua untuk menunjang efisiensi kerjanya. Tapi, model yang dikembangkan tampaknya masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda. Sehingga masyarakat menjuluki ciptaan sang Baron sebagai Dandy horse.

Kirkpatrick MacMillan seorang pandai besi kelahiran Skotlandia, pada tahun 1839 membuatkan "mesin" khusus untuk sepeda. Tentu bukan mesin seperti yang dimiliki sepeda motor, tapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun sudah "berani" menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhana).

Pada tahun 1855 Ernest Michaux menyempurnakan, membuat laju sepeda lebih stabil. Makin sempurna setelah orang Prancis lainnya, Pierre Lallement (1865) memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya. Sekarang dikenal sebagai pelek atau velg. Trend sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrikan sepeda pertama di Coventry, Inggris pada 1885. Didirikan oleh James Starley. Ini momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi berguncang. Penemuan lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi.Dan sejak itu, berjuta-juta orang mulai menggunakan sepeda sebagai alat transportasi. Amerika dan Eropa sebagai pionirnya.

Kini, sepeda punya beragam nama dan model. Ada sepeda roda tiga buat balita, sepeda mini, "sepeda kumbang", hingga sepeda tandem buat dikendarai bersama. Bahkan olahraga balap sepeda mengenal sedikitnya tiga macam perangkat lomba. Yakni "sepeda jalan raya" untuk jalanan mulus yang memiliki sampai 16 kombinasi gir yang berbeda, "sepeda track" dengan hanya 1 gigi serta "sepeda gunung" atau Mountain Bike yang memiliki 24 gigi.

Berlibur Dengan Sepeda

Untuk urusan sepeda gunung atau yang biasa disebut MTB pada saat ini sedang di gandrungi oleh para pencinta sepeda. Mulai dari anak muda hingga orang tua. Apalagi pada saat musim libur sekolah, kuliah dan libur kerja. Sepeda gunung bisa dijadikan alternative mengisi waktu liburan. Dalam mengisi liburan biasanya kita selalu disibukkan dalam menentukan tempat dan budget berlibur. Untuk mengisi liburan yang waktunya terbatas, kita bisa memanfatkan fasilitas yang ada seperti sepeda gunung (MTB). Dengan bersepeda, kita dapat mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah kita jejaki.Seperti halnya di daerah Bandung, di komplek Perumahan Kota Baru Parahyangan - Padalarang, 18 kilometer sebelah barat kota Bandung terdapat rute bersepeda dengan medan yang cukup lengkap, Anda juga dapat memilih sepeda kategori road bike, hybrid dan jenis MTB.

Aktifitas ini bisa dimulai dari gerbang kompleks menuju ke dalam komplek Tersedia jalan raya lebar beraspal mulus sejauh lima kilometer. Kontur jalan yang naik turun cukup ideal untuk bersepeda jenis MTB. Diselingi pemandangan memukau disepanjang jalan yang cukup indah dan asri. Di kiri-kanan jalan, terdapat tanaman hias yang terawat apik. Jika memandang ke arah selatan, nun jauh di sana terlihat perbukitan, rumah-rumah dengan desain arsitektur dan tata warna yang cantik dan unik. Dengan menggunakan sepeda satu dua kali kayuh cukup membuat badan berkeringat seperti mandi.

Bagi penggemar off-road, dari ujung jalan kompleks bisa melanjutkan perjalanan kearah selatan menempuh jalan tanah tidak beraspal. Dengan jarak satu setengah kilometer dari ujung jalan kompleks, kita tiba di desa Cipondoh di tepi Danau Saguling. Dari sini silahkan menyeberang dengan sampan bermotor ke desa Cimanglid sejauh 300 meter dengan biaya Rp.2.000 per orang termasuk sepeda. Atau Anda ingin ke “Bunker”. sejauh 700 meter dengan biaya Rp.3.000 per orang termasuk sepeda. Lama penyeberangan hanya beberapa menit saja. Dari kedua tempat tersebut bisa melanjutkan perjalanan ke Batujajar sejauh empat kilometer. Jalannya sebagian multi-track; berbatu, datar, sebagian jalan beraspal. Dari Batujajar bisa terus ke Bandung melalui jalan raya. Bisa juga lanjut ke Cililin atau ke Gunung Halu melalui jalan cukup mulus namun banyak tanjakan. Dari ujung jalan kompleks ke arah barat daya, kita bisa ke desa Sayang Haleuang berjarak tujuh kilometer. Atau ke bukit Batu Bintang berjarak lima kilometer dengan jalanan berbatu dan naik-turun. Maka dari itu untuk menempuh track ini sebaiknya jangan menggunakan road-bike dengan ban kecil.

Rute ini sangat komplit karena kita bisa bersepeda menempuh jalan raya beraspal mulus, jalan tanah, jalan berbatu naik-turun, sampai menyebrang danau dengan sampan. Sehingga keinginnan berolah raga sekaligus berwisata kita akan terpuaskan dan berkesan. Untuk urusan ‘BBM’ (beli-beli makanan Anda) tidak perlu khawatir. Di kompleks tersebut ada beberapa warung yang berjualan minuman kemas, roti, lontong, bacang, dsb. Buka sejak pukul 06.30 WIB. Di atas pukul 09.30 Anda bisa ke Bale Pare, kompleks kedai aneka makanan dan minuman semacam Pujasera. Disini kita dapat duduk santai beristirahat sambil menyeruput juice buah segar setelah menjelajah dengan sepeda.

Berpetualang Dengan Sepeda

Bermula dari alat transportasi, kini fungsi sepeda lambat laun mengalami perubahan. Sepeda gunung atau mountain bike (MTB) misalnya, kendaraan 4x4-nya komunitas persepedaan ini lahir pada tahun 1976 dikawasan Morin Country (California).

Jika Anda kebetulan mempunyai waktu libur cukup panjang. Silahkan Anda coba suatu penjelajahan dengan cara yang tak membosankan dan berbeda. Bersepeda gunung,misalkan. Seperti yang pernah dilakukan dua orang anggota Wanadri, sdr. Yosef dan Febry di Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Lombok, Dengan mengendarai sepeda gunung atau mountain bike (MTB) kedua pemuda tersebut menelusuri lereng-lereng Gunung api aktif tertinggi kedua di Indonesia (3.700 m. dpl) itu.

Perjalanan awal dari kota Bandung. Lalu sehari semalam menumpang kereta api, Dilanjutkan dua kali penyeberangan menggunakan kapal laut dari surabaya ke pelabuhan Gilimanuk, Denpasar dan dari pulau Bali menyeberangi selat Lombok. Setibanya dikota Mataram. Segala perlengkapan perjalanan, seperti; tenda, peralatan masak, kantong tidur, peta dan kompas disiapkan. Tak ketinggalan perlengkapan ekstra untuk sepeda seperti; ban luar dan dalam, tools (kunci-kunci), serta beberapa komponen sepeda lainnya disiapkan pula.

Dari Mataram, perjalanan dilanjutkan kembali menuju Sembalun Lawang (1.156 m. dpl).Berada dikaki Gunung Rinjani. Star awal bersepeda di mulai dari Pos 2 (Rest camp area) di ketinggian 1500 m. dpl. DIkelilingi sabana hijau yang indah dengan jalur yang landai berkelok. Kita bisa beristirahat sejenak di Pos 2 sambil me-refresh tenaga dan mempersiapkan serta menge-cek ulang kondisi tunggangan kita di sini. Pagi harinya, perjalanan bisa dilanjutkan ke Pos 3 (1800 m.dpl). Melewati jalur lintasan tanah,Sebaiknya, untuk menelusuri karakter jalur demikian, kita menggunakan ban sepeda 26 inch (fat tire) dengan mata cakram agar dapat melaju dengan lancar dan aman. Bahan kerangka sepeda pun sebaiknya terbuat dari almunium, carbon, dan titanium yang kuat. Agar sepeda menjadi lebih ringan dan mudah dipikul.

Setelah Pos 3 terlewati, perjalanan dilanjutkan ke Palawangan 2. Kondisi track-nya didominasi oleh tanjakan-tanjakan berliku. Berkabut tipis, membuat jarak pandang akan sedikit terganggu. Diperlukan kejelian dan ketangkasan tinggi saat menempuh rute ini. Jalur licin karena tingkat kelembaban, menyebabkan kemampuan cengkram dan rotasi ban sedikit berkurang. Agar lebih amannya, jangan memaksakan diri untuk tetap mengayuh sepeda.

Perjalanan yang cukup melelahkan, Menguras keringat dan tenaga. Namun semua itu seolah tak terasakan lagi. Tergusur rasa asyik dan penasaran untuk melewati setiap track yang menuntut kesabaran dan penguasaan teknik serta kerja sama tim yang baik. Sedikit saja kesalahan terjadi akan menyebabkan trouble bagi pengendara dan anggota tim lainnya.

Semangat tinggi dan kekompakan akhirnya mengantarkan kita menjejakkan roda di puncak gunung Rinjani. Sesaat mata memandang kesekeliling dan hati pun berdetak, tertegun pada ke-Esa-an Sang Pencipta bumi. Keindahan alam terbentang luas bak permadani. Bergelombang dengan kisi-kisi dataran yang beragam corak. Memukau. Tak ingin rasanya memalingkan pandangan pada yang lain. Rasa lelah tersapu, bahkan luka-luka kecil di tubuh pun seakan tak dirasa lagi. Tapi, untuk menghindari perubahan kondisi alam yang ekstrim, sebaiknya kita segera meninggalkan lokasi puncak dan mendirikan camp peristirahatan sementara di posisi lebih rendah.

Lintasan yang terjal dan berpasir kembali memaksa para cruiser untuk sesekali memikul kendaraan four wild drive-nya dalam perjalanan turun. Walau tak lebih melelahkan saat pendakian mencapai puncak, namun jalur lintasan yang kini menurun dan juga berbatu lebih membutuhkan konsentrasi tinggi dan teknik downhill yang baik. Karena jika kita tidak dapat mengendalikan laju sepeda, maka bahaya menunggu! Disinilah kemampuan seorang cruiser dituntut lebih. Disamping kelayakan kondisi sepeda harus full suspension bike (shock didepan dan dibelakang). Gunanya, untuk meredam dan mengurangi goncangan saat melintasi jalur berbatu. Juga berdampak pada kemampuan control cruiser dalam mengendalikan kereta angin-nya, kekuatan menahan beban serta traksi-nya. Alat pada system pengereman, harus dalam kondisi baik pula. Pemahaman dalam penggunaan rem cakram adalah suatu keharusan dalam downhill. Kesalahan cara mengerem justru dapat membuat sepeda jungkir balik.

Pos 2 TNGR telah menanti kita kembali. Laporkan diri jika kita telah menyelesaikan perjalanan dengan selamat. Agar para petugas juga dapat memastikan kondisi setiap penjelajah yang nerpetualang di area tugasnya. Penjelajahan Gunung Rinjani telah berakhir. Raut wajah sumringah dan senyum-senyum kebanggaan tampak menunjukkan kepuasan jiwa yang tak terkalahkan oleh hal lainnya. Ucapan puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya tak lupa dihaturkan. Jika kita juga tertarik dengan penjelajahan yang serupa. Ada baiknya bila kita harus memiliki data mengenai medan lintasan yang lengkap. Maksudnya, agar kita dapat mengatur strategi serta persiapan fisik dan perlengkapan yang memadai. Selamat mencoba penjelajahan dan semoga liburan kali ini membawa kesenangan tersendiri, pengalaman baru kisah baru.

Tidak ada komentar: